Manusia yang Rumit, atau Aku yang Rumit?
Hal yang paling gabisa dimengerti selain cinta adalah manusia. Kadang untuk menerka — nerka seseorang saja tetap sulit dilakukan apalagi untuk bisa mengerti apa maksud dan tujuan orang itu.
Terkadang pula, manusia lah yang menghancurkan segalanya, entah itu ekspetasi, impian, khayalan, sampai pribadi manusia lainnya.
Ucapan, dan tindakan manusia pun tanpa disadari menimbulkan banyak kesakitan dan tanda tanya tanpa jawaban, yang akhirnya membulatkan semuanya.
Entah mau sedekat atau sejauh apapun itu,
manusia tetaplah menjadi salah satu hal terumit untuk bisa dipahami. Untuk sebagian orang — orang, katanya agar bisa memahami orang lain coba dengan pelajari orangnya, sering — sering berinteraksi dan macam — macam.
Tapi kenyataannya, terkadang apa yang dipelajari dari manusia lain pun ternyata berbeda dengan yang akan terjadi.
Justru manusia lah juga yang seringkali menimbulkan kekecewaan, kesedihan, kemarahan, bahkan bisa juga membuat rasa percaya diri menjadi hilang.
Semua ini jadi membuat aku selalu bertanya — tanya. “Kenapa ya manusia itu rumit, dan sulit dipahami ?”
Biasanya, kalau seseorang sudah merasa dekat dengan orang lain, ia akan mengatakan bahwa “Aku udah kenal banget sama dia. Aku udah tau banget dia gimana. Aku paham betul sama jalan pikiran dan otak dia”.
Tapi engga juga. Engga semua itu ternyata bener. Manusia tu emang se acak itu. Manusia yang kelihatannya baik dan supel, justru bisa jadi dia ga seperti itu, dan malah sebaliknya. Manusia yang biasa aja dan ga mudah untuk dekat dengan orang, bisa jadi dialah orang yang sesungguhnya.
Semua itu ga ada yang bener — bener bisa dipahami. Memahami diri sendiri pun kadang terasa sulit, apalagi untuk bisa memahami betul bagaimana seseorang.